Mamuju, Quantumnews.id – Program Integrated Irrigation System and Agriculture Development Project (IISAP) yang didukung Asian Development Bank (ADB) mulai menunjukkan langkah nyata di Sulawesi Barat. Salah satunya ditandai dengan pelaksanaan sosialisasi perdana di Desa Bonda, yang digelar di Balai Klaster Tambak, bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulbar, BUMDes, dan Kopdes.

Program ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta beberapa waktu lalu. IISAP hadir sebagai harapan baru bagi masyarakat pesisir, khususnya pelaku budidaya tambak di kawasan minapolitan.

Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Balai Takalar, DKP, Babinsa, pengurus BUMDes, Kopdes, dan kelompok pembudidaya (Pokdakan) dari seluruh wilayah Desa Bonda.

Desa Bonda dikenal memiliki potensi tambak yang besar, dengan total luas mencapai 1.884 hektare—971 hektare berada dalam kawasan minapolitan dan 913 hektare di luar kawasan.

Kepala Bidang Budidaya DKP Sulbar, Ibu Ros, dalam pemaparannya menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat.

“Ini bukan sekadar proyek, tapi upaya membangun ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bonda, Abd Wahab, S.Sos, menyambut baik kepercayaan yang diberikan.

“Kami bersyukur Bonda menjadi lokasi awal program IISAP. Ini bukan hanya peluang, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk mengelola potensi tambak demi kesejahteraan warga,” katanya.

Perwakilan KKP Sulbar, Maskur, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tahapan awal yang sangat strategis.

“Kita ingin memastikan masyarakat tahu, paham, dan siap menjadi pelaku utama pembangunan. ADB dan KKP hanya memfasilitasi—yang menggerakkan adalah masyarakat itu sendiri,” tegasnya.

Sosialisasi ini menjadi awal dari serangkaian kegiatan program IISAP di Sulawesi Barat, yang bertujuan menjawab berbagai tantangan klasik di sektor tambak: mulai dari irigasi yang tidak optimal, produktivitas rendah, hingga lemahnya kelembagaan ekonomi desa. Melalui pendekatan integratif, IISAP diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi pesisir secara berkelanjutan.

(GN)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *