(Quantumnews)- Kelangkaan Pupuk bersubsidi di berbagai daerah diakui oleh Kementrian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, pada tahun 2019 alokasi pupuk subsidi sebesar 8,8 juta ton. Namun pada tahun 2020 alokasinya dikurangi menjadi 7,9 juta ton.
“jadi wajar kalau di beberapa titik ada kekurangan atau kelangkaan (pupuk subsidi),” ujarnya dalam webinar mengenai pangan nasional, Minggu (11/10/2020).
Ancaman Ketahanan Pangan dihadapi dengan tidak sigap oleh kementan dan bisa dipastikan kelangkaan ini akan berdampak kepada para petani, khususnya petani menengah ke bawah.
Farkhan Evendi, selaku ketua umum BMI, menyebut bahwa janji serta jargon mensejahterakan petani jangan cuma omong kosong.
“Performa kementerian pertanian sangat penting bagi citra Jokowi di pedesaan, bila membuat petani menangis gagal panen, kartu tani susah didapat, maka tema besar kementerian pertanian berupa swasembada pangan dan indonesia lumbung pangan dunia 2045 hanyalah menjadi jargon kosong yang merebak di awang-awang”tukas Farkhan
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa BMI berharap Pemerintah benar-benar mengantisipasi krisis pangan atau antisipasi kelangkaan pangan di masa pandemi apalagi data dari kementerian perekonomian, ancaman ketahanan pangan tidak main-main seperti yang disampaikan menko perekonomian Airlangga dalam sebuah kesempatan
“Sebab arah pemerintah dalam mengantisipasi kelangkaan pangan tidak terlihat sampai saat ini, misal dengan reformasi Bulog dan lain sebagainya” ujar Farkhan