Mamuju (Quantumnews) – H.Andi Rusli kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP.PAUD dan DIKMAS), menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju kiranya merekomendasikan satu desa binaan. Untuk dibina khusus agar tidak menggunakan telephone seluler sejak dari pukul 18.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA, tapi digunakan untuk fokus belajar.
Hal tersebut disampaikan pada acara workshop singkronisasi program antara BP,PAUD dan DIKMAS SULBAR, Dinas Kabupaten serta mitra kerja terkait. Dihadiri oleh Suparjo Kepala Bagian Keuangan dan Badan Milik Negara dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,Bupati Mamuju H.Habsi Wahid, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Hj.Murniani, yang dilaksanakan di kantor Bupati Mamuju pada Senin, (17/09/2018).
Terkait desa binaan yang diminta oleh BP.PAUD dan DIKMAS, yang disampaikan oleh H.Andi Rusli, guna membina siswa-siswi agar menggunakan waktunya untuk fokus belajar. Sebagaimana tugas pokok BP.PAUD dan DIKMAS Sulawesi Barat melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan masyarakat. Suparjo juga menyampaikan kepada PEMKAB Mamuju kiranya mendukung kegiatan tersebut agar pendidikan bisa lebih maju lagi, khususnya di daerah Mamuju.
“apalagi Mamuju telah berhasil memecahkan rekor muri dengan mengembalikan anak untuk kembali bersekolah kurang lebih 6000 anak, melalui program gerakan kembali bersekolah, yang sekarang panas-panasnya dibicarakan di Kementerian Pusat” Ujar Suparjo
Menanggapi hal desa binaan, Bupati Mamuju H,Habsi Wahid menyampaikan bahwa ia sangat mengapresiasi hal tersebut, karena hal demikian bisa meningkatkan kualitas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik ditingkat nasional maupun regional. Terkait yang disampaikan dari Kementerian, H.Habsi Wahid mengatakan bahwa Mamuju sudah memiliki desa layak anak, yang sudah bisa untuk langsung ditindaklanjuti sebagaimana program yang akan dilaksanakan oleh BP,PAUD dan DIKMAS SULBAR , untuk dijadikan desa binaan.
Apalagi Mamuju telah memiliki program bersama ditingkat pendidikan, yang diberi nama SIOLA (Singkronisasi Interpensi Optimalisasi Layanan Anak) yang memliki arti dalam bahasa daerah “bersama-sama”. Hal demikian dimaksud untuk menyatukan semua komponen bersama-sama membangun anak-anak usia dini. Dan hal tersebut telah dipersentasekan oleh PEMKAB MAMUJU ditingkat Pusa.
“Sekitar empat tahun terakhir, kita di Mamuju telah memiliki SIOLA dan nama SIOLA sudah sangat familiar di daerah Mamuju, jika kita menanyakan Taman Kanak-Kanak, maka orang akan menjawab SIOLA. Dan insya Allah 3 tahun kepemerintahan saya kedepan ini, kita bisa mengembalikan seluruh anak-anak yang putus sekolah untuk kembali bersekolah.” Tegas H.Habsi
Terkait kegiatan BP.PAUD dan DIKMAS bahwa workshop tersebut dilaksanakan Guna tersingkronisasinya rencana program/kegiatan serta pemahaman yang selaras tentang informasi kebijakan dan program/ kegiatan BP.PAUD dan DIKMAS Dirjen PAUD dan DIKMAS, Dinas Kabupaten/Kota, Stakeholder terkait dan Mitra Kerja.(ZL)