Mamuju (quantumnews) – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis harga konsumen perdesaan di Sulbar terjadinya inflasi pada bulan mei sebesar 0,75 persen, yang secara umum dipicu oleh indeks harga kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan.
Kepala BPS Sulbar Suntono mengatakan, inflasi di daerah perdesaan terjadi di 26 provinsi di Indonesia, tertinggi di Maluku 1,82 persen dan terendah di Kepulauan Riau 0,06 persen.
“Sulawesi Barat menempati urutan ke 5 dari 26 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan,” katanya saat menggelar konfrensi pers di Kantor BPS Jalan RE Martadinata, Mamuju. Senin (4/6/2018).
Sementara Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat mei 2018 naik, sebesar 113,32 atau 2,23 persen dibandingkan NTP april 2018.
“NTP itu juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikomsumsi maupun untuk biaya produksi, semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani,” ujarnya.
Bagi indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Mei 2018, indeks harga yang diterima petani gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 142,74 atau meningkat sebesar 2.89 persen dibandingkan dengan indeks harga sama pada bulan april sebesar 138,73.
“Perubahan positif It terjadi disemua subsektor, subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,77 persen, Subsektor hortikultura meningkat 0,26 persen, tanaman perkebunan rakyat meningkat 6,54 persen, peternakan meningkat 0,81 persen dan perikanan meningkat sebesar 1,30 persen,” tuturnya. (L-1).