Mamuju Tengah (Quantumnews) – Pemerintah kabupaten dan pemerintah desa harus bersinergi menggairahkan gerak pembangunan daerah. Membangun komunikasi secara terus menerus sangat dibutuhkan.
“Harus bersinergi, kalau desa tidak ada komunikasi dengan kabupaten, danbjalan sendiri-sendiri dana 1 milyar itu tidak cukup,” tegas Ketua DPRD Mamuju Tengah, H Arsal Aras, pada acara penyerahan bantuan hibah kepada pelaku usaha skala kecil bidang perikanan di Baturede, Topoyo, Kamis [31/1/2019].
Menurut dia, keinginan Bupati Mamuju Tengah membangun infrastruktur jalan dan jembatan animonya sangat besar. Kenapa demikian? Lantaran semua bisa merasakan manfaatnya.
“Alhamdulillah, bahwa untuk membuktikan pembangunan itu ada, kita bisa rasakan jalan dari Topoyo ke Patulana. Namun, kadang satu kilometer berhenti kemudian dilanjutkan lagi, begitu seterusnya,” jelas Arsal.
Hal itu terjadi, katanya, dikarenakan kemampuan anggaran masih terbatas. Perhatian pemerintah kabupaten cukup besar dan berjalan meskipun prosesnya lambat.
Arsal juga menegaskan, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah tidak hanya berkutat pada pembangunan infrastruktur jalan atau jembatan semata-mata. Amanah undang-undang menekankan porsi anggaran di sektor lain, seperti pendidikan dan kesehatan.
Khusus sektor pendidikan 20 persen anggaran diarahkan untuk membangun sarana dan prasarana. Itu sebabnya, pembangunan sekolah dasar [SD] dan sekolah menengah pertama [SMP] hingga ke pelosok diberi perhatian.
Akan halnya sektor kesehatan, pemerintah kabupaten senantiasa memberi porsi anggaran membangun pustu dan puskesdes.
Dengan demikian ada kewenangan yang harus dibagi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah desa. Sekarang ini sudah ada anggaran pemerintah desa, yakni dana desa [DD] dan anggaran dana desa [ADD] bersumber dari APBN dan APBD sebesar 1 milyar bahkan ada yang lebih setiap tahun.
“Ampunna jalan dusun, jalan desa mungkin tanggung jawab desa, sebab kalau kabupaten yang biayai..ya’ cappu kale doi di kabupaten..sementara kabupaten juga harus berbenah. Jadi kewenangan harus dibagi,” ungkap Arsal sesekali diringi bahasa daerah.