Mamuju, Quantumnews.id – Dalam rangka memperkuat kemandirian pangan nasional dan mendukung program budidaya perikanan berkelanjutan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Barat bersinergi dengan Komando Resor Militer (KOREM) 142/TATAG untuk mengembangkan budidaya ikan nila di kompleks belakang MAKOREM, Mamuju.

Kegiatan pengecekan awal kolam dilaksanakan pada Selasa, 15 Juli 2025, oleh Kepala DKP Sulbar, Dr. Suyuti Marzuki, didampingi Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Roswati Panasa, serta Kepala UPTD Balai Benih Ikan Poniang, Irwan Latif.

Tim meninjau langsung dua jenis kolam yang tersedia di lokasi, yaitu:

  • Tiga petak kolam tanah berukuran ± 4 x 4 meter

  • Dua petak kolam beton berukuran ± 3 x 3 meter

Hasil pengecekan menyimpulkan bahwa seluruh kolam layak digunakan. Dalam rencana pemanfaatan, kolam beton akan difungsikan sebagai kolam indukan, sementara kolam tanah digunakan untuk pembesaran dan pemijahan ikan nila.

Penebaran 50 ekor indukan nila dijadwalkan dimulai pada Kamis, 17 Juli 2025. Indukan tersebut akan didatangkan dari UPTD BBIP Poniang. Sebelum penebaran, tim teknis budidaya akan melakukan pengecekan kualitas air untuk memastikan ekosistem kolam memenuhi standar budidaya.

Kepala DKP Sulbar, Dr. Suyuti Marzuki, menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk nyata kontribusi daerah terhadap Program Kemandirian Pangan Nasional yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI.

“Sinergi antara DKP dan KOREM 142/TATAG bukan hanya bentuk kolaborasi kelembagaan, tetapi juga langkah konkret mendukung ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal,” ujar Suyuti.

Ia juga menjelaskan bahwa ikan nila dipilih karena memiliki adaptasi tinggi, produktif, serta mampu menyuplai protein hewani berkualitas bagi masyarakat. Keberadaan mata air alami di lokasi kolam menjadi nilai tambah dalam mendukung pertumbuhan ikan secara optimal.

Ke depan, kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menghasilkan benih unggul ikan nila, tetapi juga menjadi model pengembangan perikanan terpadu yang dapat direplikasi di wilayah lain di Sulawesi Barat.

Selain untuk budidaya, program ini membuka peluang pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk kelompok tani dan karang taruna.

“Melalui kegiatan ini, DKP Sulbar menunjukkan komitmennya dalam memanfaatkan lahan tidur menjadi sumber ketahanan pangan yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” tutup Suyuti.

Kolaborasi lintas sektor seperti ini menjadi contoh konkret semangat pembangunan yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat.

advertorial

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *