(Quantumnews) – Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI) Farkhan Evendi, menyebut tahun ke enam Pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin memperlemah sendi-sendi demokrasi.
“Parlemen dilemahkan, ekstra parlemen apalagi. Aspek kebebasan sipil di Indonesia poinnya terus menurun,” ujar Farkhan. Selasa (5/1/2021)
Farkhan mengistilahkan Indonesia sekarang memasuki era demokrasi suka-suka kami. Hal ini menurut Farkhan lantaran makin memburuknya kebebasan sipil di Indonesia dalam konteks kebebasan berpendapat dan berkumpul.
“Kita tahu lembaga seperti MK, MA dan lain-lain cenderung ikut penguasa, tapi yang lebih parah jalur parlemen dan ekstra parlemen juga dikuasai, semua kelompok yang mengritik pemerintah selalu dihabisi,”ujar Farkhan
Farkhan menilai, pencapaian tertinggi demokrasi tertinggi demokradi di Indonesia justeru dicapai di era Presiden Habibie, Gus Dur, dan SBY.
Sebagai pemimpin, menurut Farkhan, ketiga tokoh tersebut sangat berkomitmen untuk terus menumbuhkan demokrasi yang sehat di Indonesia.
“Lihat saja bagai mana sikap Presiden Habibie membiarkan elemen Islam tumbuh baik sebagai kekuatan ekstra parlemen selain mahasiswa. Sedangkan Gus Dur dengan santai membiarkan parlemen mengkritik keras dirinya, serta SBY dengan kesabarannya menghadapi berbagai serangan dari parlemen maupun estra parlemen,” terang Farkhan.
BMI berharap agar Presiden Joko Widodo meneladani ketiga Presiden pendahulunya. Farkhan juga menjelaskan bahwa dulu kita menghindar dari negara federal menjadi negara kesatuan, padahal Indonesia negara besar. Namun karena adanya komitmen pada demokrasi, kita bersatu dalam bentuk negara kesatuan.
“Jadi jangan mengubah adab kita dalam bernegara, mengelola Indonesia dengan begitu banyak perbedaan dan disisi lain harus tetap memegang teguh prinsip demokrasi tentu tidak mudah. Maka jangan sampai nwgara hancur karena tidak paham persoalan dan bertindak semaunya sendiri,” tegas Farkhan.