Mamuju (quantumnews) – Pemerintah melalui Kementerian PUPR terus menciptakan rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) untuk tahun 2019 medapat bantuan Bedah rumah sebanyak 1.523 unit.Dalam sambutanya, saat sosialisasi BSPS yang digelar di Aula Kantor Bupati Mateng, Selasa 15/4, Ketua DPRD Mateng, H. Arsal Aras sampaikan, BSPS ini yang dibutuhkan adalah swadaya, yang dimaksud dengan swadaya itu adalah keinginan untuk berpartisipasi. Kalau pemerintah membantu dengan uang sebesar Rp 17.500.000, bukan berarti rumah itu nilainya Rp 17.500.000, bisa jadi rumah itu nilainya Rp 20 juta ataukah Rp 25 juta.
Misalnya, mungkin saya punya uang 5 juta, saya punya rumah ingin diperbaiki, saya ingin berpartisipasi untuk memperbaiki karna itu rumah saya, apalagi kalau tukangnya yang punya rumah itu bisa kerja saya kira upah tukangnya bisa masuk kesitu, sehingga nilai rumah itu tidak lagi Rp 17 juta, tetapi bisa mencapai Rp 30 juta. Ini yang diharapkan, jadi kita tidak semata-mata mengharapkan dari pemerintah saja,” ungkapnya.
Bantuan program BSPS kata Arsal, sukses dijalankan di Mateng, sehingga mulai dari yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya itu naik atau bertambah terus, rupiah juga bertambah terus, dari angka Rp 15 juta naik menjadi Rp 17.500.000, bahkan ada 50 unit itu dibangun baru dengan nilai Rp 35 juta.
“Program ini adalah program pemerintah pusat, kalau tidak dijemput maka daerah lain yang ambil, karna dijemput oleh pemerintah disini maka bantuan ini larinya ke Mamuju Tengah, ini tidak seperti air hujan yang turun dengan sendirinya, kalau bantuan ini tidak akan turun apabila tidak di pasilitasi oleh pemerintah, pada intinya pemerintahlah yang mempasilitasinya,” ungkapnya.
Dia katakan, bantuan yang turun ini bukan tidak mungkin tahun depan itu bertambah, jika tahun ini 1.523 unit, tahun depan bisa bertambah. Untuk itu butuh suppor dari masyarakat.
“Kami serius ingin merubah rumah masyarakat di Mateng ini yang tadinya tidak layak, In Shaa Allah semua akan menjadi layak. Olehnya itu tahap pertama beberapa tahun yang lalu dibeberapa desa kita sudah support selesai, salah satu contohnya adalah di desa tabolang tidak ada lagi rumah yang tidak layak huni, semua rumah layak huni, tapi data kita masih ada sekitar kurang lebih 7 ribu rumah yang tidak layak huni di Mateng. Inilah yang akan kita dorong beberapa tahun kedepan rumah yang tidak layak huni ini di Mateng In Shaa Allah tuntas,” pungkasnya. (SL)